Akhir Sebuah Kejelasan Konspirasi
"Kita
bahkan tidak dapat mengetahui bencana tanpa melihatnya dari sudut pandang
"politik yang tidak benar." Hal itu membuat kita nostalgia terhadap
laporan singkat yang semarak 90 tahun lalu ketika media utama masih menyebutnya
sebagai isu yang paling mendesak sepanjang masa."
Setelah
berakhirnya Revolusi Bolshevik, bangsa-bangsa yang beragama Kristen
terbangunkan dari tidur mereka dan mengakui bahwa "Konspirasi Yahudi"
bukan sekedar bagian dari imajinasi fanatik akan tetapi lebih merupakan sebuah
kunci untuk memahami kondisi manusia.
Sejarah
merupakan produk dari sebuah rencana jangka panjang okult yang direkayasa oleh
para bankir Kabalis (Pemuja Setan) dalam rangka menundukkan umat manusia dengan
menggunakan alat peperangan (untuk melakukan genosida), revolusi dan kehancuran
sistem keuangan sebagai instrumen utama mereka.
Pada
tahun 1920, setidaknya seorang tokoh yang bernama Winston Churchill berani
untuk menulis:
"Dari
zaman Spartacus-Weishaupt ke Karl Marx, hingga ke Trotsky (Rusia), Bela Kun
(Hungaria), Rosa Luxemburg (Jerman), dan Emma Goldman (Amerika Serikat),
konspirasi revolusioner diseluruh dunia ini berlangsung dalam rangka untuk
menggulingkan peradaban dan dari atas puing-puingnya disusun kembali masyarakat
berdasarkan atas kemajuan (ide okult) yang tertolak, yang bersumberkan atas iri
dengki, (terhadap ajaran Ilahi) setrta kesetaraan yang tidak mungkin diwujudkan
terus semakin meningkat."
Di Indonesia pemikiran Adam Weishaupt atau
Spartacus berupa ajaran Atheis/Komunis disebarkan oleh tokoh-tokoh PKI (Partai
Komunis Indonesia )
a.l. seperti DN Aidit, Muso, Alimin, Tan Malaka, Semaun.-AZ)
Churchill
nampaknya tidak tahu bahwa baik Zionisme maupun Komunisme keduanya merupakan
perangkap konspirasi Luciferian, yang pada akhirnya ia pun kemudian mengabdikan
diri kepadanya.
Dalam
bukunya "The Decline of the West" (1918) Oswald Spengler mencatat
bahwa hampir seluruh generasi dari kelas penguasa Jerman dan Inggris telah
tewas dalam Perang Dunia I.
"Dengan
demikian ras Anglo Saxon telah memasuki masa kemunduran yang tidak terelakkan
yang memberi jalan kepada ras lain yang lebih kuat, kemungkinannya mereka yang
berasal dari timur."
Semasa
kebangkitan Komunisme dan migrasi besar-besaran orang Yahudi ke Amerika
Serikat, banyak yang mengidentifikasikan kejadian tersebut sebagai penaklukan
Yahudi.
Pada
bulan Juli 1920, The Morning
Post menerbitkan
18 rangkaian artikel yang mengatakan bahwa mereka telah lama ada, mereka
"seperti kanker jantung dalam peradaban kita, sebuah sekte rahasia yang
revolusioner, terutama yang berasal dari agama Yahudi, mereka bertekad untuk
menghancurkan supremasi Kristen, mezhab dan martabatnya."
Dalam
artikel pertama, seorang ahli Okult, Copin Albancelli, menyatakan bahwa
"kekuatan Okult yang berada di belakang Freemasonry Revolusioner adalah
pemerintahan rahasia bangsa Yahudi."
Artikel
tersebut mengutip seorang Yahudi yang memeluk agama Kristen, Abbe Joseph
Lehman, mengatakan bahwa adanya "antagonisme Ibrani dalam ajaran agama
Kristen telah menyebabkan orang-orang Yahudi memanfaatkan perkumpulan rahasia
untuk kepentingannya." Sejak dari zaman Musa, komplotan rahasia merupakan
pemelihara "kebenaran paling luhur dari agama Ibrani" dan tidak
seperti rata-rata orang Yahudi lainnya yang tunduk kepada dominasi dunia.
The Morning
Post kemudian
menegaskan bahwa Protokol Orang-orang Bijak Zion (Protocols of the Elders of Zion ) bukanlah merupakan sebuah
ceritera bohong. Tujuan Yahudi adalah mendirikan "pemerintahan dunia yang
akan dipimpin oleh seorang raja dari keturunan Daud."
Protokol
Orang-orang Bijak Zion menghubungkan Yahudi dengan Freemasonry. Ada "Masonry dalam
atau Yahudi Masonry, kekuasaan pemerintahan yang sebenarnya, dan ada Masonry
dari lingkungan luar atau non-Yahudi (Goyim) yaitu yang secara membabi buta
mengikuti [pengarahan dari Masonry Yahudi]
Menurut The
Morning Post, Protokol mendapatkan sanjungan
dalam Revolusi Perancis: "Di atas reruntuhan aristokrasi alamiah Goyim,
kami telah menetapkan aristokrasi kelas terdidik, dipimpin oleh aristokrasi
uang."
The
Morning Post mengkaitkan Protokol Orang-orang Bijak Zion (Protocols of the Elders of Zion ) kepada Revolusi Rusia. Hal ini
diketahui dari dukungan persekongkolan kaum Yahudi Kabalis terhadap kaum sosialis,
komunis dan anarkis yang berada dibawah tipu muslihat para bankir yang
seolah-olah "berkeinginan kuat untuk mengabdikan dirinya kepada kelas
pekerja."
Setelah
merekayasa kehancuran keuangan, maka Goyim "akan dipaksa untuk menawarkan
kepada kita kekuasaan internasional yang akan memungkinkan kita (Yahudi
Masonry) secara bertahap menyerap semua kekuatan besar dunia dalam rangka
membangun pemerintahan super."
Nampaknya
seperti Tata Dunia Baru (NWO) bukan?. Mereka yang non-Yahudi akan bekerja untuk
Yahudi Kabalis yang berkuasa. Sebuah sistem pendidikan akan menghapus dari
pikiran Goyim "mengenai memori mereka sebelumnya", dan
"menetapkan agama Yahudi sebagai agama universal."
Tanda
bahaya yang disuarakan oleh The Morning Post dikumandangkan oleh The Times of
London. Pada bulan Mei 1920, Lord Northcliffe, salah seorang pemilik The Times,
mencetak artikel mengenai Protokol Zion dengan judul "The
Jewish Peril, A Disturbing Pamphlet, A Call for an Enquiry." ("Bahaya Yahudi, Sebuah Pamflet
yang Menggelisahkan, Ajakan untuk Penyelidikan.") Menyimpulkan:
"Sebuah
penyelidikan yang tidak memihak ini akan didokumentasikan termasuk sejarah
mereka yang paling diinginkan ... Apakah kita akan mengabaikan masalah ini
tanpa penelitian dan membiarkan pengaruh Protokol Zion dengan tidak
mencegahnya?"
Namun
tanda bahaya Protokol Zion ini tidak diindahkan oleh sebagian besar manusia.
Sebagaimana dijelaskan oleh Hillaire Belloc dalam bukunya The Jews (1922),
bahwa Kerajaan Inggris bagian terbesarnya merupakan hasil dari sebuah aliansi
antara Keuangan Yahudi dan Aristokrasi Inggris di bawah aturan Kabbalisme yaitu
Freemasonry. Para Kabalis Tatanan Dunia (Baru) "Yahudi" tidak lain
adalah merupakan perpanjangan dari Freemasonry.
Sebagaimana
dijelaskan oleh Douglas Reed dalam A Controversy of Zion , Lord Northcliffe dinyatakan
gila dan diracun pada tahun 1922. Howell Gywnne, editor dari The Morning Post
bertahan hingga tahun 1937 sampai koran itu dibeli oleh sekutu Rothschild dan
bergabung ke dalam The Telegraph. Dengan tipu muslihat terbaru yang disebut
Perang Dunia II, keluarga Rothschilds meraup keuntungan yang sangat besar.
Kesimpulan
Dunia
dewsa ini merupakan gambaran dari sebuah rencana yang telah dibuat sejak
berabad-abad lalu yang dituangkan dalam Protokol Orang-orang Bijak Zion (The Protocols of the Elders of Zion.)
sebagai Cetak Biru pelaksanaannya.
Demokrasi
merupakan sebuah teka-teki. Kita dewasa ini dikendalikan oleh sebuah kelompok
pemuja Setan. Mereka adalah para bankir Kabalis yang memiliki (mengendalikan)
politisi Kiri dan Kanan. Pendidikan membodohi kita. Media massa menipu, memecah belah dan merusak. Film
yang paling populer mempertontonkan anak-anak yang saling membunuh sebagai
hiburan para elit.
Kita
diajarkan untuk merangkul homoseksualitas. Non-Yahudi harus dikebiri dan
dipelihara.
Kita
bahkan tidak dapat mengetahui bencana tanpa melihatnya dari sudut pandang
"politik yang tidak benar." Hal itu membuat kita nostalgia terhadap
laporan singkat yang semarak 90 tahun lalu ketika media utama masih menyebutnya
sebagai isu yang paling mendesak sepanjang masa.
Komentar
Posting Komentar